Senin, 01 Februari 2010

Makcomblang Cinta

Makcomblang Cinta
(bagian 2)

Kubuatkan surat untuk Rani, mengaku sebagai Angga. Kuisi dengan kata-kata indah dan keinginan berkenalan. Kuselipkan ke lokernya. Lalu pulang.
Sore harinya, kulanjutkan kebiasaanku belakangan ini. Mengawasi gadis pujaanku. Biasanya ke pasar.
rambutnya panjang terurai. Matanya begitu indah. Senymnya begitu tulus. Sikapnya selalu ramah dan suka menolong. Gadissempurna pujaanku....
Sehari, dua hari, Angga masih terus bersemangat.Dia sudah menerima balasan suratnya. Salam perkenalan kembali. Julanjutkan tugasku. Mengirim surat lagi dengan kata-kata indah.
Dua hari kemudian, aku menerima surat di lokerku. Pengirimnya.... Rani. Aneh, aku tak mengerti. Apa dia tau kalau aku yang mengiriminya surat atas nama Angga? Tapi Angga juga menerima surat dari Rani di lokernya. Isisnya masih kenal-kenalan saja. Ternyata Rani benar-benar anak yang ramah.

" Aku tak tahan lagi.....memendam rasa ini sekian lama darimu. Membuat hatiku kadang berontak. Memaksa berucap padamu. Aku ingin bertemu. Besok sore jam lima, di cafe soda. Aku pakai rok selutut dan baju berwarna putih. Rani."
Begitu isi surat yang kuterima. Aku betul-betul heran. Apa maksudnya ini?

Kubuatkan surat lagi untuk Angga, kepada Rani. Isinya mengajak bertemu hari minggu di sebuah taman hiburan. Sementara keesokan sorenya, aku ke cafe soda. Aku terkejut, sesampai disana, kulihat gadis pujaanku duduk di salah satu meja. Sendiri. Dia lebih cantik lagidari biasanya. Tapi, astaga, aku baru tersadar dengan pakaiannya, baju putih dan rok selutut.Ranikah dia? Tidak. Aku haru memastikannya.
Kudatangi meja itu. Dengan jantung yang berdetak kencang. Dia menatapku dan mengenaliku.
" Rani?" Tanyaku padanya untuk memastikan.
" Iya." Jawabnya dengan senyumannya yang tetap tulus dan suara yang lembut.
Aku duduk di depannya.
" Kamu...."
" Iya, aku Rani. Teman sekolahmu juga. Dia tersenyum. " Oiya, maaf. Kau mungkin tidak mengenaliku. Biasanya aku pakai kacamata. Begini....." Dia berkata begitu sambil mengenakan kacamatanya.
Astaga!! Sepertinay aku tak bisa mendengar suara lain lagi selain detak jantungku. Ini serius. Dia Rani yang juga ditaksir Angga.
Aku harus bagaimana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar untuk posting yang ada dan terima kasih telah mengunjungi blog ini