Sabtu, 23 Januari 2010

Makcomblang Cinta

Makcomblang Cinta

Gadis ini kini menangis dalam pelukanku. Dia bercerita tentang ketidaksanggupannya menahan perasaannya. Memaksakan diri untuk mencintai orang yang mencintainya, sahabatku. Gadis ini hanya ingin mencintai dan dimiliki oleh orang yang begitu mencintainya dan juga sangat dia cintai, aku.
Aku masih berdiri terpaku. Memikirkan betapa sungguh tak mudah hal ini bagiku. Aku yang begitu jarang menginginkan sesuatu, Kini sangat menginginkannya.....
Membayangkan eratnya persahabatan dan cinta yang begitu indah memaksaku memilih.....

Dua minggu yang lalu...
Siang, usai jam sekolah. Aku masih bersandar di tembok kelasku menunggu Angga yang masih membereskan buku-bukunya di dalam kelas. Kulihat Rio yang sedang berjalan menuju ke arahku. Dia merangkul Rini dengan tangan kanannya. Mereka dari kelas lain. Rio mengerdipkan mata sambil tersenyum dan mengacungkan jempol tangan kirinya buatku. Yaah, aku tau dia sangat senangdan berterima kasih padaku. Dia melintas saja di hadapanku. Tak kuperhatijan Wini,teman kelasku, sudah berdiri di pintu kelasku. Di sampingku.
" Makcomblang cinta berhasil lagi nih." Katanya. Aku hanya tersenyum padanya.
" Tapi aku heran." katanya lagi dengan tangan menempel ke dagu. " Kok orang yang pandai nyambungin cintanya orang lain, malah belum punya pacar yah?" Katanya padaku. Orang yang dimaksudnya memang aku.
" Itu yang tak bisa kujawab. haha." Jawabku sambil tertawa kecil.
"Yaah, padahal aku benar-benar sedang jatuh cinta pada seorang gadis saat ini." Kataku dalam hati.
"Minggir, minggir. Permisi, permisi." kata Angga sambil menggeser Wini yang menghalangi jalannya.
"Hari ini aku kliennya. Dan dia tidak menerima klien lagi sebelum urusanku selesai." katanya lagi.
"Kasian..." kata Wini. Angga bengong melihatnya.
"Lho. Kenapa?"
"Aku kasian pada gadis yang akan didekatioleh seorang pemuda yang kondisinya dibawah standar. Hahahaha." kata Wini sambil tertawa-tawa dan berlari menjauh meninggalkan kami.
"Huh." Angga dongkol.
"So...?" kataku padanya saat dia sudah menoleh padaku.
"Waaah!! Aku sungguh sudah tergila-gila padanya kawan." Dia berseru dengan semangat.
"Siapa?" tanyaku.
"Namanya Rani, yaah bukan cewek populer memang, tapi aku sudah jatuh cinta kawan. Tolonglah aku." Haha. Sahabatku ini begitu bersemangat. Pernah dia jatuh cinta, tapi tak sesemangat ini.
"Bantu aku, ya?" pintanya.
"Selalu ingin kuberikan yang terbaik untuk sahabatku. Ayo! perlihatkan cintamu itu padaku." Aku merangkulnya.
Aku dan Angga menunggu di gerbang sekolah. Berdiri dan minum sekaleng minuman ringan. Tak lama, gadis itu keluar juga.
"Itu dia!" Angga berbisik tapi dengan semangat. Hampir membuatnya salah tingkah
"Yang mana?" Tanyaku.
"Itu." Dia menunjuk dengan sembunyi-sembunyi.telunjuknya hanya didepan dadanya.
Aku melihatnya. Dia tinggi. Berkacamata dengan rambut dikepang dua. Dilihat sekilas, bukan gadis yang menarik. Tapi kalau diperhatikan...., cantik juga. Tapi aneh, gadis itu malah menatapku. Tatapannya seperti orang yang telah mengenalku. Bhakan kurasa lebih dari itu. Anehnya lagi, jantungku berdetak lebih kencang. Seperti saat aku melihat gadis yang sedang kutaksir.
Yaah, belakangan ini aku memang sedang jatuh cinta. Sedang memperhatikan seorang gadis secara sembunyi-sembunyi. Tapi bukan gadis ini. Gadis yang lain.
Gadis itu semakin mendekati gerbang tempat aku dan Angga berdiri. Dia terus menatapku. Aku juga terus menatapnya. Tapi sungguh, aku tak merasa mengenalnya. Aku hanya terus merasa aneh dengan detakan jantungku yang kencang. Mungkin hatiku mengenalinya.....



Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar untuk posting yang ada dan terima kasih telah mengunjungi blog ini